Rabu, 09 April 2008

Tahun 2008, Jember Kembangkan Kelapa Kopyor


JEMBER – Tahun 2008, Dinas Pekebunan dan Kehutanan Kabupaten Jember mulai melirik komoditas kelapa kopyor untuk dibudidayakan di areal perkebunan Jember. Pasalnya, perubahan genetika Kepala itu dipandang bisa menjadi daya tarik tersendiri mulai saat ditanam dari bibit hingga berbuah.
Ide dasar untuk melakukan pembudidayaan itu muncul ketika usai melakukan kunjungan ke Pusat Penelitian Jember bulan Pebruari 2007 lalu. Ditempat itu, informasi terkait budi daya kelapa kopyor yang dapat menghasilkan buah kopyor secara keseluruhan bisa diiserap. “Bibitnya dapat diperoleh dari Puslit Bogor yang sudah jadi dan Tahun 2008 ini akan kita kembangkan budi daya kelapa kopyor di Jember,”jelas Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember Dwijo Sulastiono.
Ditambahkan Dwijo, pengembangan budi daya kelapa kopyor di Jember pada tahun ini akan menggunakan anggaran APBD. “Penggunaannya selain untuk pembelian bibit, transportasi juga diperuntukkan pembinaan pada calon petani kelapa kopyor dan sebagainya,”imbuhnya.
Rencananya pada tahun ini pula akan disebarkan maksimal 100 bibit dari Puslit Bogor ke masyarakat. “Hanya saja pada tahap awal ini masih belum ditentukan dan masih dilakukan kajian terapan dilokasi karena perlakukan bibit kelapa kopyor harus jauh dari kelapa jenis lainnya,”tandas Dwijo.
Perlakuan yang khusus pada bibit kelapa kopyor yang akan disebarkan kemasyarakat itu akan diberlakukan beberapa persayaratan tanam. Misalnya, harus seteril minimal 100 meter dengan jenis kelapa lainnya. “Dikawatirkan jika berdekatan akan terjadi penyerbukan silang dengan kelapa jenis lain dan akan mempengaruhi calon buahnya,”cetus Dwijo.
Untuk karekter kecocokan lokasi yang cocok untuk membudidayakan kelapa kopyor, menurut Dwijo tidak dipengaruhi tinggi rendahnya tempat. “Lokasi dengan ketinggian 1000 meter dari atas lautpun bisa ditanami kelapa kopyor, apalagi tempat yang rendah juga bisa ditanami,”tambahnya.
Perkembangan kelapa kopyor yang terjadi sekarang menurut Dwijo ada perubahan genetika kelapa kopyor dari Puslit Bogor. “Dijamin mulai dari bibit kelapa kopyor saat besar dan buah nantinya akan menjadi kopyor semua, itu yang ingin dikembangkan,”jelasnya.
Lebih lanjut menurut Dwijo kelapa kopyor pada dewasa ini ternyata memiliki pangsa pasar yang menjanjikan disukai masyarakat dari kalangan menengah keatas. “Apalagi terkait cita rasa yang khas, berbeda dengan rasa kelapa muda pada umumnya,”tandasnya.
Dijelaskan lebih jauh oleh Dwijo pangsa pasar kelapa kopyor di dalam negeri sanga kurang dan sangat membutuhkan banyak. “Di Jember dan sekitarnya aja banyak hotel dan rumah makan yang membutuhkan komoditi itu,”katanya.
Buah kelapa kopyor menurut Dwijo karena langka dipasaran selain sangat menjanjikan. Harganyapun sangat tinggi dibanding dengan kelapa muda. “Karena kelangkaannya dipasaran maka harga kelapa kopyor yang dijual oleh menjadi mahal per butirnya bisa seharga 12 ribu dibanding kelapa muda yang harga sekitar 1.500 sampai 2.000 per butir,”jelasnya.
Berangkat dari situ melihat kelangkaan kelapa kopyor dimasyarakat dan harga sangat menjanjikan Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jember tahun ini mengembangkan komoditi itu. “Apalagi di Jember belum ada perlu kiranya dikembangkan budi daya kelapa
kopyor di masyarakat kita,”ungkap Dwijo.(hh)
Selengkapnya.....