Sabtu, 31 Mei 2008

Perhutani Tambah Amunisi Pengamanan Hutan


JEMBER – Usai melakukan kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk mengantisipasi kerusakan Hutan yang ada dalam pengelolaan Perum Perhutani Jember, kini amunisi baru untuk memperkuat penjagaan dan pengawasan demi keamanan hutan ditambah dengan kekuatan dari Kejaksaan Negei Jember.
Bagi Perhutani, hutan dipandang sebagai amanat yang harus dikawal keamanan dan kelestariannya. Hutan yang selama ini secara nyata telah memberikan sumbasih luar biasa besar bagi kelangsungan hidup manusia harus secara ketat dikawal karena kecenderungan perusakan oleh Oknum tidak bertanggung jawab terus terjadi.
Karenanya, Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan dengan Kejaksaan Negeri Jember kemarin itu merupakan langkah penguatan terhadap upaya penegakan hukum demi keselamatan hutan. ”Sesuai dengan PP 30 tahun 2001, kami memandang perlu dilakukan penguatan hukum kepada internal masyarakat agar kondisi hutan semakin terjaga,”ujar Taufik Setyadi, Administratur Perum Perhutani Jember, usai pelaksanaan Mou dengan Kepala Kejaksaan Negeri Jember.
Penandatanganan MoU yang dilakukan Aula Kantor Perhutani Jember itu dimaksudkan untuk menegaskan komitment perhutani yang sudah bertekat menjaga hutan secara maksimal. Lampu hijau dan kimitment sama juga dikeluarkan oleh pihak penegak hukum seperti Kejaksaan. ”Kesepahaman ini kemudian kami tegaskan untuk lebih baik dan saling mengikat, sehingga langkah kami menjadi semakin mantap,”tambah taufik.
Berdasarkan data yang dimilik Perhutani, Jember memiliki Hutan seluas 72 ribu hektar. Sebagian besar dari jumlah itu saat ini sedang mengalami kerusakan. Padahal, jika kerusakan itu dibiarkan berlarut larut, maka bukan hal mustahil akan menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup manusia.
Realitas Jember sudah beberapa kali mengalami dan menghadapi bencana banjir bandanag khususnya awal tahun 2006 lalu, menjadikan pemerintah dan masyarakat harus kembali melakukan penelitian tentang penyebab mendasar dari bencana itu. Faktanya, bencana selalu terjadi karena kondisi hutan yang sudah sangat rusak dan gundul telah membuat kehidupan masyarakat jadi sengsara.
Oleh karena itu, kata Taufik, penjagaan dan pemulihan Ekologi dan ekosistem hutan harus secepatnya kembali dilakukan. Pasalnya, kedua faktor tersebut telah terbuktimenjadi suplayer besar yang sanggup menjadi penopang kehidupan (Life Supporting System). “Sesuai dengan yang diamanatkan Negara kepada Perhutani sebagai BUMN,”tambah taufik.
Taufik juga menandaskan, Mou yang diteken dengan kejaksaan itu akan dimanfaatkan secara positif untuk penegakan hukum. Selama ini, diakui masih banyak persoalan perusakan hutan yang masih sulit diproses secara maksimal. Selain karena barang bukti yang tidak terpenuhi, faktor non tekhnis juga masih sering menjadi kendala.
Dengan modal seratus persen hutan yang menjadi milik Negara yang diamanatkan kepada Perhutani. Tanpa dukungan seua pihak termasuk Kajari, tidak ada artinya. “Kita tidak akan mampu memberikan perlindungan hutan secara maksimal,”jelasn
“Berharap semua pihak bisa membantu Perhutani menjaga dan melindungi asset yang menjadi milik Negara termasuk hutan, karena yang ditanampun dengan menggunakan duit negara,”tandas Taufik.
Didepan jajaran Kajari Jember Taufik mengungkapkan bahwa penanganan hutan di Jember seluas 27 hetar lebih dengan melibatkan masyarakat Jember ternyata tidak hanya saja diperlukan langkah penghijauan, tapi juga diperlukan penyadaran kepada masyarakat Jember.
“Karena masyarakat Jember dalam merambah hutan di Jember berbeda tipologinya dengan daerah lainnya, tidak saja hanya menebang pohon yang menjadi milik Perhutani tetapi masyarakat juga menguasai dan mengambil lahannya,”terangnya.
Ada sekitar 800 hektar kawasan hutan di Jember yang dijadikan pemukiman oleh perambah hutan. “Rumah dikawasan hutan ada yang mulai tahun 1942 dan ada juga tahun 1962. Bahkan yang barupun juga ada,”pungkas Taufik.
Sehingga kawasan hutan yang rusak menurut Taufik ada sekitar 3 sampai 5 ribu hektar. “Kawasan itu yang tidak lagi menjadi penopang kehidupan bagi kehidupan flora dan fauna, utamanya masyarakat Jember sehingga hutan di Jember perlu pengawasan secara terpadu oleh semua pihak,”tambahnya.(hh)
Selengkapnya.....

Khofifah Proyeksikan BLT Untuk Pembangunan Infrastruktur

JEMBER – Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang oleh Pemerintah dikucurkan sebagai kompensasi terhadap naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai Khofifah Indar Parawansa tidak setrategis. Pasalnya, masyarakat miskin Indonesia dan Jawa Timur secara optimal harus diarahkan untuk lebih mandiri dan produktif.

Khofifah mengaku setuju BLT hanya diberikan kepada masyarakat miskin yang sudah berusia senja, tetapi bagi masyarakat miskin yang masih masuk kategori produktif sebaiknya dilakukan perlakuan khusus. “Sehingga bantuan pemerintah BLT tidak akan sia-sia. Harus ada pemetaan dan pembeda BLT itu diberikan tunai kepada siapa dan tidak tunai kepada siapa,”ujarnya, usai melakukan kunjungan langsung kepada para pedagang di Pasar Tanjung Jember kemarin pagi.

Calon Gubernur PPP dan 12 Parpol Non Parlemen itu menegaskan, nilai BLT secara Nasional sangat besar nilainya. Kompensasi tunai kepada maskin itu mencapai angka Rp 52 Trilyun. Nilai itu akan sangat berarti jika penggunaan dan distribusinya kepada maskin dirupakan dalam bentuk yang lebih setrategis dan bersifat jangka panjang.

“Saya yakin kalau masyarakat kita yang masih produktif diajak berembug untuk menerawang lebih jauh, pasti bisa. Sehingga BLT tidak dialirkan begitu saja tanpa perencanaan yang matang. Jangan hanya asal masuk kategori miskin lalu di beri BLT,”terangnya. Ketua Umum PP Muslimat NU itu menegaskan, jika dirinya dipercaya masyarakat dan berkesempatan menjadi Gubernur Jawa Timur di masa mendatang, maka dirinya akan melakukan pembangunan manusia lebih utuh lagi. BLT akan dikelola sesuai peruntukan yang lebih baik. “Bagi masyarakat miskin usia senja, mutlak harus diberi bantuan tunai, karena sudah tidak mungkin dipacu untuk produktif,”kata Khofifah.

Namun bagi yang usianya masih muda dan produktif harus diajak berpikir jangka panjang. “Misalnya disuatu daerah, sektor pertanian sangat dominan, maka dana BLT harus diarahkan untuk pembangunan infra setruktur pertanian, agar pengelolaan persawahan ke depan menjadi lebih baik dan mantap,”tembah pasangan Kaji-Mantep itu menjelaskan kiatnya. Dielukan Masyarakat

Kehadiran Khofifah ke Jember yang didampingi Ny Hasyim Muzadi, Ny Makkiyah As’ad, Nyai Fawaid As’ad, dan Nyai Nihayah Ahmad Sidhiq kemarin pagi benar-benar mendapatkan sambutan luar biasa. Sejak muncul pertama di kediaman Ny Nihayah Ahmad Sidhiq di PP Asri Talangsari Jember kemarin, Khofifah langsung disambut meriah masyarakat sekitar. Kesan bersahabat penuh kekerabatan semakin nampak saat calon Gubernur Jatim itu berkunjung di Pasar Tanjung. Hampir seluruh pemilik stand dipasar tradiosional yang didomasi kaum ibu itu berebut untuk bisa bersalaman dengan khofifah. “Bu Khofifah, semoga sukses dan menjadi Gubernur beneran,”ujar salah satu pemilik stand memeluk Kader NU tersebut.

Di Pasar Tanjung, Khofifah menyempatkan diri ngobrol dengan para pemilik toko. Perbincangan di seputar lonjakan harga pasca kenaikan BBM nampak menjadi topik utama yang ditanyakan oleh ibu-ibu. Sementara, Khofifah berjanji akan mencarikan torobosan untuk bisa mengatasi dampak kenaikan BBM itu secepatnya jika dirinya mendapatkan kepercayaan memimpin Jawa Timur.

Selain pasar Tanjung, Khofifah juga menyempatkan diri bertemu dengan kaum Muslimat NU yang menggelar istighosah di Halaman RS Munaparahita Jember. Meskipun tidak bisa lama, tetapi ratusan massa Muslimat yang hadir cukup puas dan terkesan dengan kehadiran Khofifah. “Salam saya kepada para Bapak yang di rumah agar tidak berpindah kelain hati,”ujar Khofifah disambut tepuk tangan hadirin.

Usai bertemu kaum ibu-ibu, Khofifah melanjutkan perjalanan ke acara Diklat dan LP-PPP (Team Pemenangan Kaji) untuk para PAC PPP se Kabupaten Jember. Sejam kemudian Khofifah mohon diri dan langsung bertemu ribuan Para Guru Ngaji yang sudah menunggu di PP Kasyiful Ulum Rowotamtu Jember. Selain para guru Ngaji, juga hadir memberikan dorongan dua kiai dan Tokoh PPP Tapal Kuda KH Fawaid As’ad (Situbondo) Dan KH Mochtar Busthomi (Jember).(hh)
Selengkapnya.....