Kamis, 31 Januari 2008

Mencukupi Kebutuhan Pangan Dengan Lahan Lokal


Keinginan untuk bisa memnuhi kebutuhan pangan dengan mengandalkan hasil areal persawahan yang di kelola masyarakat Jember tetap menjadi target. Keinginan itu kemudian dilaksanakan dengan memberikan dorongan secara maksimal kepada petani agar diajak bersinergi untuk mencapai target tersebut.
Pemerintah meminta kepada Petani untuk lebih serius dan berhati-hati dalam mengelola areal persawahan yang ditanami bahan pangan. Sedangkan pemerintah bertugas untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang diperlukan. Suplay dari pemerintah itu mulai dari pemenuhan kebutuhan air hingga kepada tehnis peningkatan mutu panennya.
“Komitment Pemkab sangat jelas. Ingin agar kebutuhan pangan Jember dapat diswasembadakan dari areal sendiri. sehingga kita tidak perlu lagi mengandalkan hasil dari daerah lain atau bahkan negara lain,”ujar kepala Bapekab Jember, Mudhar Syarifuddin kemarin.
Desain Pemkab Jember untuk meningkat hasil panen yang realisasinya dipimpin oleh Dinas Pertanian Jember ternyata menunjukkan peningkatan yang significant. Setelah disentuh dengan tekhnologi pertanian atau Sapta Usaha Tani secara utuh, produksi pertanian jadi meningkat.
Data yang dimiliki Bapekab Jember, tahun 2005 produksi padi mencapau 52,04 KW/hektar. Keberhasilan itu menjadi semakin bagus setelah tahun 2006 ternyata produksi padi menjadi 53,45/hektar. “Peningkatan juga terjadi pada tahun 2007, karena nilai produktifitas panen padi menjadi sebesar 54,91 KW/hektar,”terang Mudhar.
Keberhasilan itu karena sejak tahun 2005 pemerintah telah memberikan prioritas pengembangan dan pembangunan bidang pertanian. Bentuk realisasi dari komitment prioritas itu telah dirupakan dengan pemenuhan saran pra saran yang dibutuhkan.
Menurut Mudhar, tahun 2005 lalu Pemkab Jember telah mengalokasikan sekitar 58 unit hand traktor kepada petani, power thresher 129 unit, dan pengering gabah 5 unit. Alat pengering itu diadakan pemerintah untuk mengantisipasi jika panen yang dilakukan petani bersamaan dengan musim penghujan.
Peningkatan bantuan dan pengadaan peralatan itu terus dilakukan. Terbukti pada tahun 2006 jumlah hand traktor sudah mencapai 105 unit, power threseher mencapai 158 unit, dan pengering gabah menjadi 9 unit. Sementara data untuk tahun 2007 tercatat, jumlah hand traktor 115 unit, power thresher 162 unit dan pengering gabah bertambah menjadi 13 unit.
Mudhar menegaskan, data itu merupakan sebuah bukti otentik yang bisa menjelaskan tentang keberpihakan pemerintah kabupaten Jember dalam memperjuangkan keinginan agar petani bisa memiliki nilai tawar lebih sekaligus bisa memenuhi kebutuhan pangan dari daerah sendiri. “Semangat ini yang harus ditangkap, sehingga semua komponen masyarakat khususnya petani agar segera bisa menyesuaikan diri,”tandasnya.
Kabupaten Jember, secara ideal memiliki lahan pertanian yang sangat cukup untuk bisa diproyeksikan mandiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Sebab jika lahan yang ada itu sudah bisa dikelola secara maksimal, maka dipastikan hasilnya akan melimpah dan dapat dijadikan jawaban saat daerah lain membutuhkan. “Sangat memprihatinkan jika Jember yang memiliki lahan pertanian luas justru tidak bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri,”pungkasnya. (hh)
Selengkapnya.....

Selasa, 29 Januari 2008

Realisasi Visi dan Missi Pembangunan


Kepala badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten (Bappekab) Jember, Mudhar Syarifuddin menyatakan langkah Disnak itu merupakan bagian dari pelaksanaan visi missi Pemkab yang salah satunya menginginkan perkembangan dan pemberian manfaat ekonomi kerakyatan secara optimal kepada masyarakat.
Kepentingan itu telah didorong oleh Pemkab Jember dengan memberikan berbagai peralatan dan fasilitas kepaa masing-masing unit Kerja agar lebih mudah dalam melakukan tindakan yang direncanakan. “Kita memang akan terus mengupayakn gerakan-gerakan yangbisa memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya peningkatan sektor ekonominya,”ujar Mudhar kemarin.
Pendatapan Asli Daerah (PAD), menurut Mudhar sudah seharusnya diupayakan terjadi peningkatan dan bersumber dari berbagai sektor. Jember yang memiliki wilayah luas dengan potensi yang besar, harus dimanfaatkan secara maksimal. Pasalnya, jika Pad terus meningkat secara significant, maka ketergantungan kepada sektor pendapatan lain akan menjasi terkurangi.
Dijelaskan Mudhar, Pemkab saat ini memang berkonsentrasi dengan melengkapi kebutuhan dasar yang dibutuhkan seluruh komponen masyarakat untuk bisa meningkatkan taraf hidupnya. Seluruh infra struktur yang dibutuhkan akan disentuh dan dipenuhi secara bertahap.
Selama tahun 2005 hingga 2007, pemkab Jember telah membuka sebanyak 14 UPTD Pertanian, 2 Unit Balai Benih Ikan (BBI) dan sub sektor peternakan telah dibangun 14 unit RPH. “Selain itu ditahun 2007, pemkab juga sudah membangun Laboratorium kesehatan hewan tipe C,”terang Mudhar.
Penyediaan sarana dan pra sarana itu, merupakan bagian dari pelaksanaan komitment Pemkab Jember untuk memberikan kemudahan dan jalan terbaik bagi masyarakat yang ingin maju dan meningkatkan taraf ekonominya dengan usahanya masing-masing.
Bagi Pemkab Jember, peningkatan kesejahteraan rakyat adalah target pertama yang harus dicapai. “Oleh karena itu, secara bertahap akan terus ditambah berbagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat lewat unit-unit kerja yang ada dilingkungan Pemkab Jember,”pungkas Mudhar. (hh)
Selengkapnya.....

Demi Keinginan Untuk Mandiri

JEMBER – Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Jember saat ini sedang mengupayakan pengembangan sektor perikanan sebagai sektor yang bisa diandalkan dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Beberapa tempat seperti Kalisat, Tanggul, Semboro, dan Bangsalsari yang memiliki potensi perairan cukup didorong untuk melakukan budi daya bibit ikan dengan model penyela.
Pengembangan bibit ikan dengan model penyela itu dikerjasamakan dengan masyarakat yang memiliki lahan cukup. “Sehingga ada share hasil yang didapat antara masyarakat dengan pemerintah. Langkah ini ternyata sangat disenangi oleh masyarakat,”ujar Kasi Produksi Disnak Jember, Tigor Dewanto.
Tehnis kerja samanya adalah masyarakat menyediakan lahan dan pemerintah menyediakan bibit yang masih sangat kecil. Jika sudah berkembang hingga mencapai ukuran 5 sampai 7 centimeter, maka bibit itu akan diambil untuk dijual kepada yang membutuhkan.
Cara itu ternyata sangat efektif. Para petani yang memiliki lahan dapat menikmati hasil dengan nilai yang lumayan. “Padahal kegiatan itu lebih bersifat hanya mengisi waktu luang ketika pekerjaan pokok yang harus dilakukan sudah selesai,”terang Tigor.
Bibit yang diberikan kepada penyedia lahan itu diperoleh Disnak Jember dari Balai Benih Ikan (BBI) yang dipusatkan di Kalisat. Bibit yang masih sangat kecil itu dipinjamkan kepada pemilik lahan untuk dipelihara hingga menjadi besar dan siap diambil kembali. "Bibit yang sudah lebih besar bisa dikembalikan. Tapi biasanya oleh pedagang di beli tampa harus kembali ke BBI,"cetusnya.
Jenis bibit ikan yang disediakan oleh Disnak Jember diantaranya Nila, Tombro dan tawes. "Jenis itu yang akan dijadikan bibit penyela kepada petani,"terang Tigor sembari memperlihatkan bibit ikan yang akan dijadikan bibit penyela.
Ada sekitar 1 hektar lahan pembenihan bibit ikan oleh pemerintah untuk membudidayakan ikan. Namun bibit yang disediakan oleh BBI tidak hanya untuk penyela ikan, tapi juga disediakan pada pemilik kolam yang membutuhkan bibit.
Dari dua BBI yang dimiliki oleh pemerintah. Disnakkan Jember mampu menyediakan bibit sekitar 20 juta pertahun. "Sehingga nantinya kebutuhan akan bibit dapat kita penuhi dari BBI di dua tempat yakni di BBI di Rambigundam dan Pelalangan- Kalisat,"jelas Tigo.
Namun kebutuhan bibit bagi petani dan peternak ikan di Jember akan kebutuhan bibit semakin dapat terpenuhi ketika sarana dan prasana penyediaan bibit seperti lahan dan laborat. "Sehingga sarana dan prsarana itu secara tidak langsung dapat berpengaruh pada petani dan peternak ikan,"jelas Tigor.
Sehingga pada Tahun 2007 kemarin Pemerintah Kabupaten Jember telah mendapatkan dana DAK dari Departemen Perikanan dan Kelautan RI. "Yang peruntukannya digunakan untuk pembangunan gedung, laborat dan pengembangan dan budidaya ikan,"ungkap Tigo.
Diharapkan, rehabilitasi sarana dan prasarana BBI di Desa Pelalangan dapat bisa lebih dapat menyumbangkan kepada PAD Jember. "Tahun kemarin saja lewat BBI kita bisa dapat menyokong PAD sejumlah 37 juta,"ucap Tigor.(hh) Selengkapnya.....

Senin, 28 Januari 2008

Kesedihan Hanya Sebuah Warna


Kesedihan, hanyalah sebuah warna hidup. Siapapun orangnya, kesedihan pasti mampir, bercengkrama bahkan bersemayam di hari-harinya. kenapa orang harus menolak???? kenapa kita selalu menghindarinya??? jika dengan kesedihan itu, kita akan mendapatkan nilai tambah berupa kekayaan bathin. Kesedihan, sesungguhnya merupakan sebuah media untuk membuat orang semakin kuat menatap hidup.Kesedihan, sesungguhnya merupakan sebab yang bisa menjadikan kita semakin kokoh untuk melangkahkan kaki, berjuang mecapai cita.Kesedihan, sesungguhnya tetap menawarkan keindahan juga
Selengkapnya.....

Capek Sekali Aku


Apa Lagi Yang harus Aku Ungkapkan……..Sayang….., entah dengan bahasa apalagi harus aku ungkapkan agar engkau meyakini kebenaran yang telah aku suguhkan kepadamu. Sungguh aku sudah kehabisan cara untuk membuatmu bisa mengerti. Hampir semua cara yang aku bias, telah aku perbuat untuk menjelaskan. Tapi engkau nampaknya belum bias mengerti dan memahaminya.Kejujuran…….. sesuatu yang aku tegaskan sejak awal kepadamu. Ternyata juga tidak mampu menggugah sedikitpun hatimu untuk menatap kebenaran yang aku perlihatkan. Keterus teranganku….. ternyata justru kau anggap sebagai sebuah episode sandiwara yang seolah-olah aku mainkan.Dengan apalagi harus aku jelaskan semuanya sayang………?Ataukah, aku harus membangkitkan kepercayaanmu kepadaku dengan membangun kebohongan????Ataukah kau diam-diam telah memiliki formula tertentu untuk meyakini kebenaran…..???Kalau iya, kenapa engkau tidak membicarakan formula itu. Paling tidak, jika aku tahu formula kebenaranmu…. Maka aku bisa berbuat untuk menyesuaikan diri dengan satndart yang telah engkau gariskan………Tetapi….. kalau ternyata engkau tidak memilikinya, maka dugaanku itulah mungkin yang paling mendekati.Sayang……… haruskah aku bangkitkan kepercayaanmu kepadaku dengan membangun kebohongan……..? kalau iya, maka aku mohon maaf sayang. Karena aku tidak bisa mengikutinya. Karena selama ini, aku tidak pernah membangun kepercayaan orang lain dengan kebohongan.Maafkan aku, jika aku menyingkir darimu…. Bukan karena aku membenci dirimu. Sama sekali tidak. Engkau hingga detik ini, bahkan mungkin sampai nanti. Kau tetap akan menjadi seseorang yanga memiliki nilai special pada hatiku. Tetapi aku memang tidak sanggup untuk membangun kebohongan………………Maafkan aku yaaaaaaaaaaaa……………………..Aku tidak bisa melakukannya…..
Selengkapnya.....

Minggu, 27 Januari 2008

Jangan Tinggalkan Aku


Teman, mohon maaf jika aku dianggap salah oleh kalian. Meskipun sampai saat ini, jujur saja, aku masih tidak bisa memahami dimana letak kesalahan yang tertudingkan kepadaku. Tapi baiklah aku mengalah saja. Maafkan aku ya.... semoga ini bisa membuat semuanya plong dan mau menyandingi aku kembali sebagai teman.

Sungguh... aku sangat ingin tetap bersama-sama. Aku ingin tetap menjadi bagian dari kalian meskipun aku sadar bahwa tidak akan menambah makna apapun. Jangan usir aku, Jangan dorong aku agar jauh dan penglihatan kalian. Jadikan aku sesuka kalian.... asal masih dalam kebersamaan, aku ikhlas menerima, dan menjalani..........

Hal kedua yang ingin aku minta, dalam kebersamaan nanti, jangan pernah ada anggapan yang salah tentang aku. Masihkan pantas mencemburui aku yang sudah babak belur, setelah menjalani ujian yang kalian wajibkan kepadaku agar aku melewatinya.....? masihkan layak aku dianggap berbahaya oleh kalian.....? sedangkan engkau tahu, aku hanya sendirian saja.

Kesendirianku, menegaskan keadaan dimana aku benar-benar membutuhkanmu. Aku yang masih jauh untuk bisa mensejajarkan diri dalam hal kapasitas, kapabilitas dan tas-tas yang lain telah memberikan semangat tersendiri buat aku agar tetap berusaha berjalan mengikuti langkah kalian.

Sungguh.... aku hanya ingin belajar dari kalian.... Tidak lebih
Selengkapnya.....

Kiai, Harus Turun Langsung........


Kiai Diminta Keluar Barak

JEMBER – Bermunculannya berbagai aliran islam yang diduga telah nyempal dari kemurnian ajaran islam diakui KH Hamid Hasbullah sebagai bentuk minimnya proses penguatan akidah kepada masyarakat. Akibatnya, masyarakat awam menjadi sangat mudah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran kontek kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Dihadapan ratusan undangan halaqoh yang dilaksanakan di Pesantren Darul Hikmah Tanggul itu, Kiai muda yang akrab disapa gus Hamid itu menyebut 3 faktor yang menjadi penyebab maraknya masyarakat masuk menjadi anggota aliran sesat. Pertama, adanya kegelisahan spiritual di hati masyarakat. “Ruang inilah yang dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan desain global,”tutur Hamid kemarin.
Faktor kedua adalah dampak dari demokratisasi yang telah ditafsirkan secara salah oleh sebagian komponen masyarakat. Sehingga berbagai paradigma dan bentuk pemikiran yang dulunya terpendam dan disembunyikan, saat ini dimunculkan dengan bebas. Demokratisasi ini, menurut Gus Hamid yang kemudian menjadikan berbagai ajaran menjadi marak dan cenderung meresahkan.
Penyebab lain oleh Gus Hamid diakui sebagai bentuk minimnya dari sosialiasi akidah dan ajaran islam yang sebenarnya kepada masyarkat. Faktor ini merupakan tugas para kiai. “Untuk itu saya meminta agar para kiai tidak hanya menunggu bola. Tetapi sudah harus keluar barak untuk lebih optimal memberikan penguatan akidah kepada ummat agar menjadi kokoh dan tidak mudah terpengaruh,”tegasnya.
Sikap pro aktif para kiai dalam memberikan penguatan wawasan keislaman yang sebenarnya, akan membuat masyarakat tidak mudah terpengaruh. Desain gerakan itu, kata Gus Hamid sudah tidak bisa ditunda lagi. “Kiai itu banyak santrinya, kalau tidak bisa terjun sendiri, kan bisa menugaskan para santri agr terjun membenahi mutu akidah ummat,”tandasnya.
Sementara, Khatib Syuriah PC NU Jember, KH Abdullah Samsul Arifin mengakui, masyarakat yang mudah terpengaruh untuk mengikuti aliran sesat itu dikarenakan kurangnya pembentengan yang semestinya dilakukan oleh para ahlinya. Dengan demikian, proses meminilisir kemungkinan maraknya aliran sesat yang muncul dan diikuti oleh ummat ini sudah bisa dilakukan.
Nahdlatul Ulama Jember dalam waktu dekat telah merumuskan langakh-langkah untuk mengantisipasi berbagai aliran yang meresahkan tersebut. “Kami akan bergerak lebih optimal untuk menangkal. Salah satunya dengan gerakan penguatan akidah itu,”papar Abdullah.(hh)
Selengkapnya.....

Sabtu, 26 Januari 2008

Berangkat, menuju satu titik


Perjalanan panjang manusia dalam meniti kehidupan, pada akhirnya hanya akan menuju kepada satu titik saja. Saat kematian datang..... apapun yang kita miliki, apapun yang kita cita-citakan, apapun yang kita kehendaki, menjadi tak bermakna sama sekali. Hidup..... ternyata hanyalah sebuah perjalanan antara. Hidup..... ternyata hanyalah sebuah persinggahan saja. Hidup..... ternyata hanyalah sebuah proses kecil kehidupan yang sesungguhnya. Kita semua...Berjalan menuju keabadian. Pintu pertama adalah Hidup, dan pintu keduanya....KEMATIAN
Selengkapnya.....

Bertarung Dengan Waktu Untuk Nasib


Hanya Untuk Menyambung Hidup, langkah kaki ini terus aku ayunkan. Aku tahu kakiku telah sangat renta..... sudah banyak luka akibat goresan di sepanjang jalan yang aku lalui. ada goresan luka...... ada robekan luka, ada darah..... berceceran menjadi saksi perjalanan.ah.............. betapa kelelahan ini terus mengikuti aku. entah sampai kapan.... tujuan hidup yang ingin aku gapai ternyata masih sangat jauh............aku ingin terus............ berjalan menyusuri lorong waktumencapai kehidupan yang aku maumeskipun aku tidak tahusampai kapan kaki ini mampu mengantarhanya untuk hidup, aku lakukan semuanya
Selengkapnya.....

Ayah, Maafkan Aku



Ayah......sepeninggalmu, aku merasa benar-benar sendirian. sungguh tidak pernah aku sangka. Kepergian panjenengan ternyata sangat memperngaruhi rithme kehidupanku.Ayah.....Sepeninggalmu, aku merasa asing saat datang ke rumah peninggalan njenengan. istana kecil yang engkau wariskan kepada kami, tempat njenengan mendidik dan membesarkan kami. ternyata telah membuat aku tidak merasa sebagai tempat dimana dulu aku merasa kangen untuk Pulang.Ayah......sepeninggalmu, kesadaran baru muncul di benakku. ternyata selama ini yang menggugah rinduku ternyata panjenengan. bukan rumah itu, bukan harta panjenenganAyah........ Maafkan aku yang salah menempatkan makna kerinduanku
Selengkapnya.....