Selasa, 30 Desember 2008

Guru Madin Merapat ke PKNU


Ratusan Guru Madrasah Diniyah (Madin) kemarin berkumpul di pesantren Salafiah Syafi’iyah Asyhariah Curah Lele Jember. Selain untuk menentukan masa depan sekolah diniyah yang dikelolanya, pengelola lembaga pendidikan yang sebagian besar adalah pengasuh Pondok pesantren itu untuk menyatakan sikap politik yang akan diambil menghadapi pemilu 2009 mendatang.
Hadir di Forum bertajuk “Tantangan dan harapan Madrasah Diniyah” kabupaten Jember itu antara lain Sekjen DPP PKNU H. Idham Cholied dan Pengurus DPW PKNU Jember Anwar Syadad. Hadir juga jajaran pengurus DPC PKNU Kabupaten Jember dan para tokoh agama dari kecamatan Balung, Jenggawah, Ajung, dan Ambulu serta H Abdul Halim Subahar yang diundang sebagai pemateri tunggal.
Idham Cholied menjelaskan, PKNU yang didirikan para ulama merupakan wadah terbaik bagi kalangan Nahdliyin terutama para tokoh untuk menwakilkan aspirasi dan usulan yang hendak diperjuangkan di pemerintahan mendatang. “Kami bertekad untuk mengawal aspirasi dan suara ulama yang telah bersusah payah mendirikan PKNU. Itu adalah komitment kami sebagai kader partai,”ujarnya.
Sementara Madrasah Diniyah yang merupakan salah satu pilar tegaknya ajaran Ahlussunnah Waljaah di Indonesia karena mayoritas pengelolanya adalah warga Nahdliyin akan menjadi salah satu agenda utama PKNU untuk diperjuangkan kemapanannya. “Madin adalah proses awal bagi setiap kader untuk bisa mengenyam pendidikan keagamaan yang menjadi pembentuk awal mentalitas kader bangsa. Karena itu, nasip dan masa depannya akan menjadi salah satu bagian yang akan diperjuangkan PKNU,”tandas Idham Cholied yang juga Caleg Untuk Daerah pemilihan Jember Lumajang itu.
Lontaran Idham Cholied itu disambut antusias oleh para peserta yang merupakan pengelola Madrasah Diniyah. Mereka berharap agar keberadaan madin yang selama ini cenderung terpinggirkan bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah. “Dengan demikian kami bisa mengambil peran setrategis dalam pembentukan mentalitas anak bangsa sebagaimana yang diinginkan,”ujar Moch Hasin, salah satu guru diniyah yang hadir.
Hasin dan rekan guru diniyah lainnya mengaku siap mengawal PKNU sebagai partai yang dipiih masyarakat jika komitment baik terhadap kelangsungan hidup Madin menjadi salah satu prioritas. Padahal sebagai lembaga yang sejak dini ikut melakukan pembentukan mental yang berlandasakan norma agama, Madin sesungguhnya memiliki peran penting. “Namun selama ini kami hampir tidak pernah mendapat perhatian lebih,”terangnya.
Keinginan itupun dijawab oleh Idham dengan menyatakan bahwa kelangsungan hidup Madrasah Diniyah akan tetap menjadi salah satu agenda utama PKNU. “Jangan kuatir, Madrasah Diniyah ini merupakan lembaga yang akan selalu kami kawal. Selain karena memang basis pendidikan kalangan Nahdliyin, masalah pendidikan juga menjadi bagian perjuangan kami,”ungkap Idham Cholied menjelaskan.(hh)
Selengkapnya.....

Rabu, 17 Desember 2008

Puluhan Kiai Haramkan Pilih Calon Curang

Puluhan Kiai memberikan Fatwa Haram memilih calon yang terbukti telah melakukan ketidakadilan, dhalim dan curang. Fatwa ini dikeluarkan para kiai usai melakukan Bahsul Masail yang digelar di PP Darul Arifin Curah Kalong Jember akhir pekan lalu. Di Forum itu, hadir sedikitnya 50 kiai yang merupakan para pengasuh Pondok Pesantren di Kabupaten Jember.
Salah satu hasil bahsu masail itu menyebutkan, jika Seorang yang telah melakukan kesalahan yang sebenarnya dirinya tahu, maka orang tersebut tidak diperbolehkan menjadi pemimpin atau menjadi wakil yang mengatasnamakan orang banyak. Karena sikap lalai dan tidak amanah tidak boleh dilakukan dan dimiliki oleh seorang pemimpin atau wakil dari orang banyak.
Para kiai sepakat memberi predikat Fasiq bagi siapapun yang mencalonkan diri untuk menduduki sebuah posisi tetapi dilakukan dengan cara curang dan tidak baik. Apabila dihadapkan pada calon yang fasiq (tidak adil/tidak jujur/ tidak amanah) dan calon yang tidak fasiq, maka masyarakat harus memilih yang tidak fasiq. Dan haram memilih calon yang fasiq. “Bila dihadapkan pada calon yang sama-sama fasiq, maka masyarakat harus memilih calon yang paling sedikit fasiqnya (aqollu dlororon),”demikian bunyi kesimpulan bahsul masail tersebut.
Pengasuh PP Darul Arifin membenarkan bahwa di Pesantren yang asuhnya telah menjadi tempat pelaksanaan Bahsul masail itu. “Kami memang intens membahas berbagai persoalan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat langsung. Seluruh anggota adalah para kiai yang memang memiliki penguasaan dibidang Fiqih,”ujar KH Abdullah Samsul Arifin.
Berbagai proses demokrasi yang sudah dilakukan, nampaknya telah banyak memberikan pelajaran kepada masyarakat. hasil dari proses demokrasi yang sering berupa pilihan itu telah melahirkan berbagai sosok yang secara gamplang bisa dinilai langsung oleh masyarakat. Dalam sejarahnya, ternyata tingkat amanah dan keadilan yang dilakukan para wakil maupun pemimpin ternyata tidak sama. Ada yang berjalan dengan amanah dan ada yang tidak.
“Masyarakat harus dengan bisa menjatuhkan secara tepat sesuai dengan hukum yang berlaku, baik hukum Negara dan yang penting menurut hukum agama. Ini berlaku dalam berbagai jenis pemilihan. Baik Pilkades, Pileg, Pilpres, Pilbup, maupun Pilgub,”tegas kiai Abdullah menegaskan.
Menurut Abdullah, pembahasan hukum memilih calon itu dilakukan setelah banyak pertanyaan yang masuk kepada para kiai. Pertanyaan-pertanyaan itu ternyata tidak hanya kepada salah satu kiai, tetapi juga banyak kiai yang mendapatkan pertanyaan sama. “Kebetulan, kami punya forum yang rutin bertemu dan berdiskusi, maka pertanyaan masyarakat itu kami sepakati untuk dibahas,”terangnya Abdullah mengaku hanya memfasilitasi pertemuan yang digelar Forum Silaturrahim Pondok Pesantren (FSPP) itu. Sebagai tuan rumah pihaknya memang menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk kelancaran pembahasan itu. “Ini kepentingan ummat, kami tidak ingin ummat ini salah dalam menjatuhkan pilihan,”tandas kiai muda itu. Selengkapnya.....