Kamis, 25 Februari 2010

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW; Memekarkan Bunga Cinta Yang Agung


Pada tiap-tiap tanggal 12 Bulan Rabul Awal sebagian besar kaum muslim sudah terbiasa memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW atau biasa disebut Maulid Nabi atau Maulud saja. Umumnya kaum muslim menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji, pengajian dan bahkan disemarakkan dengan permainan gamelan.

Terdapat perbedaan pendapat dikalangan kaum muslim seputar sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebagian menyatakan sejarah perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh Pahlawan Islam Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.

Sebagian yang lain menyatakan bahwa perayaan maulid mulai diperingati abad IV Hijriyah oleh dinasti Fathimiyyah di Mesir dengan rajanya bernama Al Muiz Lidinillah, yang membuat enam perayaan hari lahir sekaligus; hari lahir Nabi, hari lahir Ali bin Abi Thalib, hari lahir Fatimah, hari lahir Hasan, hari lahir Husein dan hari lahir raja yang berkuasa.

Tulisan ini tidak hendak memperpanjang perdebatan seputar sejarah maulid Nabi, juga tidak dimaksudkan untuk mematahkan pendapat salah satu golongan yang berbeda tersebut. Tulisan ini merupakan rangkaian bisikan hati saya ketika mendengar nama Rasulullah Muhammad disebut.

Aduhai…., bagaimanakah cara saya melukiskan kepribadian sempurna nan elok milik kekasih Allah itu? Sungguh, kata-kata yang saya miliki sangat terbatas untuk mengungkapkan kebesaran dan kemuliaannya. Mengenang kisah hidupnya tidak jarang buliran air mata menetes disudut pipi.

Betapa agung pengorbanan Rasulullah dalam kesendirian berjuang membawa cahaya Islam ditengah kegelapan masyarakat jahiliyah hingga terbentuk peradaban Islam yang cemerlang. Betapa mulia perjuangan Rasulullah merubah masyarakat arab yang bodoh menjadi mercusuar ilmu pengetahuan dunia. Betapa indah tutur kata Rasulullah yang mampu merubah masyarakat yang tidak memahami bahasa selain bahasa perang menjadi masyarakat yang satu laksana bangunan yang rapi.

Ranjau-ranjau kehidupan Rasulullah singkirkan, gelapnya jalan kehidupan Rasulullah jadikan terang agar mudah dilalui umatnya. Pahit getir perjuangan telah Rasulullah lakukan, pengorbanan yang maha besar sudah Rasulullah persembahkan. Jika kasih ibu laksana sang surya menyinari dunia, hanya memberi tak harap kembali, maka Rasulullah adalah cahaya diatas cahaya. Allah tidak menciptakan dunia beserta isinya jika tidak menciptakan Rasulullah Muhammad, begitulah firman Allah dalam suatu hadis Qudsi. Allah hamparkan bumi dari Timur ke Barat untuk Rasulullah, dan Rasulullah memohon kepada Allah untuk mempersembahkan semua kepada umatnya. Sungguh nyata keagungan cinta Rasulullah kepada umatnya. Menyakitkan Rasul apa yang menyakitkan umatnya, gelisah Rasul apa yang menggelisahkan umatnya.

Maulid Nabi pertama kali yang digelar Salahuddin Al Ayyubi kiranya merupakan salah satu cara untuk menyambut keagungan cinta Rasulullah, agar kaum muslim senantiasa ingat terhadap perjuangan Rasulullah yang maha dahsyat. Perjuangan totalitas yang tidak kenal lelah, perjuangan yang tidak satupun manusia sanggup menandingi baik proses maupun hasilnya. Dan sejarah bercerita bahwa apa yang dilakukan Salahuddin berhasil. Benteng Yerusalem berhasil direbut oleh kaum muslim; orang-orang Kristen Eropa berhasil dipecundangi kemudian dipulangkan baik-baik ke kampung halamannya.

Tentu saja kemenangan gemilang yang diraih Salahuddin dan kaum muslim yang berjuang ketika itu bukan karena perayaan Maulid-nya akan tetapi disebabkan oleh pertolongan Allah lantaran kecintaan kaum muslim kepada Rasulnya. Kecintaan untuk berjihad layaknya Rasul dan sahabat, kecintaan terhadap ajaran-ajarannya serta harap akan perjumpaan dengannya.

Perayaan maulid hanyalah sebatas charger yang boleh dipakai untuk membuat api cinta kaum muslim terhadap Rasul semakin membara, disamping charger lain yang lebih utama seperti mengerjakan semua amalan sunnah dan amalan wajib. Jadi, esensi perayaan maulid Nabi adalah memunculkan kecintaan untuk melanjutkan perjuangan yang sudah dilakukan Rasulullah. Jika perayaan maulid Nabi hanya sebatas perayaan kosong tanpa makna tidaklah berbeda antara hari ketika Maulid Nabi dirayakan dengan hari-hari yang lain. Tetapi apabila dihari maulid kecintaan kepada Nabi bisa semakin merekah, tentunya dihari-hari yang lain bunga cinta itu juga harus dimekarkan. Sebab ketaatan kepada Nabi bukanlah dihari lahirnya saja akan tetapi disetiap detik kehidupan begitu juga mengenang Nabi bukan saja dihari kelahirannya saja akan tetapi sepanjang hayat masih dikandung badan.

Allah SWT sudah menolong Salahuddin Al Ayyubi meluluhlantakkan kaum Kristen Eropa maka Allah juga akan menolong kita meluluhlantakkan sistem kufur yang sudah menyengsarakan dunia untuk diganti dengan sistem Islam. Tentunya apabila kita melakukan perjuangan yang sama gigihnya dengan perjuangan Salahuddin serta mencintai Rasulullah seperti Salahuddin. Jika wujud keagungan cinta Salahuddin kepada Rasulullah adalah perjuangan totalitas yang tidak kenal lelah mengibarkan panji kemenangan dimedan pertempuran dengan senjata pedang. Maka wujud keagungan cinta kita kepada Rasulullah adalah perjuangan totalitas dan tidak kenal lelah mengibarkan panji Islam dimedan pertempuran Ideologis. Mereka yang seluruh gerak hidupnya, pemikiran dan perasaannya serta matinya untuk kepentingan Ideologi Islam, mereka itulah yang memekarkan bunga cinta yang agung kepada Rasulullah. (jurnalbesuki.com).

0 komentar: