Kiai Diminta Keluar Barak
JEMBER – Bermunculannya berbagai aliran islam yang diduga telah nyempal dari kemurnian ajaran islam diakui KH Hamid Hasbullah sebagai bentuk minimnya proses penguatan akidah kepada masyarakat. Akibatnya, masyarakat awam menjadi sangat mudah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran kontek kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Dihadapan ratusan undangan halaqoh yang dilaksanakan di Pesantren Darul Hikmah Tanggul itu, Kiai muda yang akrab disapa gus Hamid itu menyebut 3 faktor yang menjadi penyebab maraknya masyarakat masuk menjadi anggota aliran sesat. Pertama, adanya kegelisahan spiritual di hati masyarakat. “Ruang inilah yang dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan desain global,”tutur Hamid kemarin.
Faktor kedua adalah dampak dari demokratisasi yang telah ditafsirkan secara salah oleh sebagian komponen masyarakat. Sehingga berbagai paradigma dan bentuk pemikiran yang dulunya terpendam dan disembunyikan, saat ini dimunculkan dengan bebas. Demokratisasi ini, menurut Gus Hamid yang kemudian menjadikan berbagai ajaran menjadi marak dan cenderung meresahkan.
Penyebab lain oleh Gus Hamid diakui sebagai bentuk minimnya dari sosialiasi akidah dan ajaran islam yang sebenarnya kepada masyarkat. Faktor ini merupakan tugas para kiai. “Untuk itu saya meminta agar para kiai tidak hanya menunggu bola. Tetapi sudah harus keluar barak untuk lebih optimal memberikan penguatan akidah kepada ummat agar menjadi kokoh dan tidak mudah terpengaruh,”tegasnya.
Sikap pro aktif para kiai dalam memberikan penguatan wawasan keislaman yang sebenarnya, akan membuat masyarakat tidak mudah terpengaruh. Desain gerakan itu, kata Gus Hamid sudah tidak bisa ditunda lagi. “Kiai itu banyak santrinya, kalau tidak bisa terjun sendiri, kan bisa menugaskan para santri agr terjun membenahi mutu akidah ummat,”tandasnya.
Sementara, Khatib Syuriah PC NU Jember, KH Abdullah Samsul Arifin mengakui, masyarakat yang mudah terpengaruh untuk mengikuti aliran sesat itu dikarenakan kurangnya pembentengan yang semestinya dilakukan oleh para ahlinya. Dengan demikian, proses meminilisir kemungkinan maraknya aliran sesat yang muncul dan diikuti oleh ummat ini sudah bisa dilakukan.
Nahdlatul Ulama Jember dalam waktu dekat telah merumuskan langakh-langkah untuk mengantisipasi berbagai aliran yang meresahkan tersebut. “Kami akan bergerak lebih optimal untuk menangkal. Salah satunya dengan gerakan penguatan akidah itu,”papar Abdullah.(hh)
JEMBER – Bermunculannya berbagai aliran islam yang diduga telah nyempal dari kemurnian ajaran islam diakui KH Hamid Hasbullah sebagai bentuk minimnya proses penguatan akidah kepada masyarakat. Akibatnya, masyarakat awam menjadi sangat mudah dipengaruhi oleh ajaran-ajaran kontek kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Dihadapan ratusan undangan halaqoh yang dilaksanakan di Pesantren Darul Hikmah Tanggul itu, Kiai muda yang akrab disapa gus Hamid itu menyebut 3 faktor yang menjadi penyebab maraknya masyarakat masuk menjadi anggota aliran sesat. Pertama, adanya kegelisahan spiritual di hati masyarakat. “Ruang inilah yang dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan desain global,”tutur Hamid kemarin.
Faktor kedua adalah dampak dari demokratisasi yang telah ditafsirkan secara salah oleh sebagian komponen masyarakat. Sehingga berbagai paradigma dan bentuk pemikiran yang dulunya terpendam dan disembunyikan, saat ini dimunculkan dengan bebas. Demokratisasi ini, menurut Gus Hamid yang kemudian menjadikan berbagai ajaran menjadi marak dan cenderung meresahkan.
Penyebab lain oleh Gus Hamid diakui sebagai bentuk minimnya dari sosialiasi akidah dan ajaran islam yang sebenarnya kepada masyarkat. Faktor ini merupakan tugas para kiai. “Untuk itu saya meminta agar para kiai tidak hanya menunggu bola. Tetapi sudah harus keluar barak untuk lebih optimal memberikan penguatan akidah kepada ummat agar menjadi kokoh dan tidak mudah terpengaruh,”tegasnya.
Sikap pro aktif para kiai dalam memberikan penguatan wawasan keislaman yang sebenarnya, akan membuat masyarakat tidak mudah terpengaruh. Desain gerakan itu, kata Gus Hamid sudah tidak bisa ditunda lagi. “Kiai itu banyak santrinya, kalau tidak bisa terjun sendiri, kan bisa menugaskan para santri agr terjun membenahi mutu akidah ummat,”tandasnya.
Sementara, Khatib Syuriah PC NU Jember, KH Abdullah Samsul Arifin mengakui, masyarakat yang mudah terpengaruh untuk mengikuti aliran sesat itu dikarenakan kurangnya pembentengan yang semestinya dilakukan oleh para ahlinya. Dengan demikian, proses meminilisir kemungkinan maraknya aliran sesat yang muncul dan diikuti oleh ummat ini sudah bisa dilakukan.
Nahdlatul Ulama Jember dalam waktu dekat telah merumuskan langakh-langkah untuk mengantisipasi berbagai aliran yang meresahkan tersebut. “Kami akan bergerak lebih optimal untuk menangkal. Salah satunya dengan gerakan penguatan akidah itu,”papar Abdullah.(hh)
0 komentar:
Posting Komentar