Rabu, 05 Maret 2008

Pemkab Jember "Sosialisasikan" Uang Palsu


JEMBER – Jumlah peredaran uang palsu yang terus meningkat menjadi kegelisahan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Jember. Selain sangat merugikan kegiatan ekonomi yang saat sudah mulai berjalan baik, anggota masyarakat yang sering menjadi korban adalah orang miskin.
Sangat memprihatinkan jika seorang berekonomi pas pasan menjadi korban penipuan ‘uang palsu’. Hasil keringat yang biasanya tidak mudah dibelanjakan karena untuk persiapan kebutuhan mendesak, ternyata harus ‘gigit jari’ gara gara tertipu oleh uang palsu.
Fakta inilah yang membuat kantor Informasi dan komunikasi Kabupaten Jember melakukan langkah taktis dengan mengupayakan sosialisasi kepada public agar lebih bisa mengenali ciri-ciri uang palsu. “Kami berharap masyarakat bisa semakin tahu mana uang rupiah yang asli dan mana uang rupiah yang palsu,”ujar Drs Edi B Susilo, Kepala Infokom Jember kemarin.
Pemerintah, kata Edi memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan masyarakat. Peredaran uang palsu yang sudah memakan korban tidak sedikit dengan sendirinya menjadi salah satu tanggung jawab Pemerintah untuk melakukan pencegahan. “Jika masyarakat sudah bisa membedakan mana asli dan palsu, dengan sendirinya akan terhenti,”tegasnya.
Bekerja sama dengan Bank Indonesia Jember, Kantor Infokom menghadirkan seluruh komponen Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang selama ini merupakan jajaran pendukung Infokom Jember untuk penyebaran informasi dan komunikasi kepada masyarakat.
Anggota KIM yang telah tersebar di seluruh kabupaten Jember itu diharapkan bisa langsung melakukan sosialisasi kembali kepada masyarakat dengan cara masing-masing. “Langkah ini kami yakini akan menjadi sangat efektif daripada menghadirkan komponen masyarakat langsung kep Gedung BI Jember,”terang Edi meyakinkan.
Forum yang digelar di aula BI itu berlangsung serius. Pasalnya, antara BI dengan Infokom sama-sama memiliki tanggung jawab untuk mencegah peredaran uang palsu tersebut. Sehingga berbagai pertanyaan dan simulasi untuk mengenal kondisi fisik uang palsu dan asli menjadi topik dan perhatian utama.
Kepada para peserta yang terdiri dari KIM tersebut, Edi berharap agar motede pengenalan tentang uang palsu itu langsung ditranfser kepada masyarakat umum. Public Jember, lanjut Edi, sudah sangat menunggu pengetahuan itu. “Sudah cukup masyarakat kita tertipu akibat peredaran uang palsu, kewajiban kita adalah memberikan pengetahuan kepada mereka agar mereka tidak terperosok lagi,”tandasnya.
Nanang, salah satu perserta yang diketahui merupakan anggota KIM dari Kecamatan Tempurejo menyatakan rasa senangnya dengan kegiatan sosialisasi itu. Menurutnya, masyarakat lapis bawah memang masih sangat buta untuk bisa membedakan antara uang asli dan palsu. “Kami akan langsung sosialisasikan hasil kegiatan ini lewat pengajian dan forum lainnya,”ujarnya.(hh)

0 komentar: