Menjelang masuk bulan Ramadhan, Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kencong mengajak seluruh ummat islam yang tinggal diwilayah barat kabupaten Jember agar tidak begitu saja mengikuti jadwal imsyakiyah yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Jember, terutama pada jadwal masuk saat maghrib atau saat berbuka puasa. Pasalnya, ketika adzan maghrib berkumandang, ternyata di daerah kecong dan sekitarnya matahari masih terlihat.
Sekretaris Ansor Kencong, Ahmad Rohim menerangkan, ketika di Jember sudah mengumandangkan adzan Maghrib yang disiarkan oleh beberapa radio, di wilayah kami (kencong dan sekitarnya-red) masih bias melihat matahari terutama didaerah Pantai Paseban. “Maka jika masyarakat langsung berbuka puasa bersamaan dengan adza dari siaran Jember, maka puasanya akan menjadi batal,”ujarnya.
Sikap itu dikeluarkan Ansor setalah melalui Rapat kerja menjelang berakhirnya masa Jabatan pengurus periode 2006-2010 beberapa waktu lalu. Persoalan itu muncul di dalam Rapat Kerja. Bahkan peserta rapat meminta agar Ansor Kencong membentuk Tim agar memantau langsung proses terbenamnya matahari. “Hasilnya terdapat selisih sampai 1,5 menit antara saat maghrib di Jember dengan kencong dan sekitarnya,”tambah Rohim.
Kecenderungan masyarakat selama ini langsung mengikuti kumandang adzan dari beberapa radio Jember yang menyiarkannya. Patokan yang digunakan adalah jadwal yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Kabupaten Jember. Jadwal itu juga menyebar dimasyarakat tanpa menyebutkan penambahan dan pengurangan waktu untuk masing-masing daerah di Kabpaten Jember.
Karena itu, Ansor Kencong akan mensosialisasikan himbauan kepada masyarakat agar tidak langsung membatalkan puasa ketika mendengar adzan maghrib. “Menunggu sekitar 2 menit lagi baru berbuka puasa. Kami ingin ibadah puasa masyarakat nanti tidak rusak atau batal karena selisih waktu,”tegas Rohim.
Sekretaris Ansor Kencong, Ahmad Rohim menerangkan, ketika di Jember sudah mengumandangkan adzan Maghrib yang disiarkan oleh beberapa radio, di wilayah kami (kencong dan sekitarnya-red) masih bias melihat matahari terutama didaerah Pantai Paseban. “Maka jika masyarakat langsung berbuka puasa bersamaan dengan adza dari siaran Jember, maka puasanya akan menjadi batal,”ujarnya.
Sikap itu dikeluarkan Ansor setalah melalui Rapat kerja menjelang berakhirnya masa Jabatan pengurus periode 2006-2010 beberapa waktu lalu. Persoalan itu muncul di dalam Rapat Kerja. Bahkan peserta rapat meminta agar Ansor Kencong membentuk Tim agar memantau langsung proses terbenamnya matahari. “Hasilnya terdapat selisih sampai 1,5 menit antara saat maghrib di Jember dengan kencong dan sekitarnya,”tambah Rohim.
Kecenderungan masyarakat selama ini langsung mengikuti kumandang adzan dari beberapa radio Jember yang menyiarkannya. Patokan yang digunakan adalah jadwal yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Kabupaten Jember. Jadwal itu juga menyebar dimasyarakat tanpa menyebutkan penambahan dan pengurangan waktu untuk masing-masing daerah di Kabpaten Jember.
Karena itu, Ansor Kencong akan mensosialisasikan himbauan kepada masyarakat agar tidak langsung membatalkan puasa ketika mendengar adzan maghrib. “Menunggu sekitar 2 menit lagi baru berbuka puasa. Kami ingin ibadah puasa masyarakat nanti tidak rusak atau batal karena selisih waktu,”tegas Rohim.
0 komentar:
Posting Komentar