Dinkes Himbau Masyarakat Tenang Terhadap Flu Babi
Merebaknya kasus demam akibat serangan virus H1N1 jangan disikapi dengan rasa was-was dan katakutan yang berlebihan. Pasalnya, penyakit yang berasal dari Mexico Amirika Latin bukanlah virus bukanlah jenis penyakit yang mematikan seperti demam berdarah atau flu burung yang sangat sering menimbulkan korban jiwa.
Demikian diungkap dr. Olong Fajri Maulana, kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember kemarin. “Penularan memang sangat cepat dan bisa terjadi akibat kontak fisik dengan penderita. Tetapi tidak mematikan. Namun masyarakat jangan merasa panik dan bersikap berlebihan,”terangnya.
Sebagai daerah yang banyak dikunjungi wisatawan, Jember memang tidak menutup kemungkinan akan terjadi penyebaran virus yang pertama kali terjadi di Jakarta dan Bali itu. “Tetapi kami sudah melakukan antisipasi sejak dini kemungkinan itu. Alhamdulillah sampai saat ini belum ada laporan dan korban yang terjangkit virus Flu babi,”ungkap Olong lebih jauh.
Salah satu antisipasi yang dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Jember terkait flu babi diantaranya dengan mengirim surat kepada seluruh camat, puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Jember untuk tetap mencegah masuknya penyebaran flu babi. Menurut Olong virus flu baru gampang menular ke siapapun mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, seperti dari dahak, bersin ataupun benda-benda yang sudah terkontaminasi dengan virus tersebut seperti piring, sendok, gelas, handuk, sabun, maupun sikat gigi yang dipakai oleh penderita flu babi ini.
Namun demikian tingkat resiko kematian dari flu babi ini relatif kecil yakni 0,5% , dari 1000 penderita flu babi ini hanya 5 orang yang meninggal dunia yang diakibatkan oleh terlambatnya penderita dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan. “Bila dibandingkan dengan flu burung tingkat kematian penderita yang mencapai 70 - 80%, dari 10 penderita flu burung 7-8 orang yang meninggal, kalau semisal di suatu wilayah yang terjangkit flu burung ini mencapai 1000 orang maka yang mengalami kematian mencapai 700 hingga 800 orang,”tukas Olong dan menyayangkan ada sebagian anggota masyarakat yang menyamakan flu babi dengan flu burung.
Dibanding demam berdarah keberadaan flu babi ini masih diatas flu babi ini yang mencapai 1%, karenanya meski flu babi bisa sembuh dengan sendirinya bergantung kondisi tubuh seseorang, tapi Dinkes Pemkab Jember tidak mau kecolongan dalam mengatasi flu babi. Bahkan ribuan obat tami flu telah di distribusikan ke seluruh rumah sakit dan puskesmas di 31 kecamatan yang ada di Jember, ratusan tenaga medis sudah disiapkan 24 jam untuk menangani pasien flu babi sesuai intruksi dari menteri kesehatan.”Jember sendiri juga melaksanakan intruksi dari menteri kesehatan, dan dinkes telah menindak lanjuti hal tersebut hingga ke tingkat kecamatan sekalipun,”kata Olong.
Adanya perkembangan baru genetik maka penularan flu babi ini bisa melalui manusia bukan lagi binatang, flu babi yang awalnya disebut mexican strain dan kini di sebut flu baru. Dengan penyebaran melalui manusia ini paling tidak membuka peluang setiap orang bisa terkena flu baru, karenanya apabila salah satu anggota keluarga terjangkiti flu babi ini hendaknya secepatnya dibawa ke rumah sakit ataupun puskesmas. Apabila masih penderita flu babi terpaksa dirawat di rumah karena kadarnya penyakitnya masih belum parah, Olong menghimbau penderita hendaknya di isolasi dalam kamar tersendiri sehingga tidak menular ke anggota keluarga yang lain.(Ahmad Hasan Halim)
Jumat, 14 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar