Minggu, 21 Maret 2010

Guntur Ariyadi Kritik JFC


Jember Fashion Carnaval (JFC) yang digagas Dynand Fariz sudah membuat nama Jember berkilau di tingkat nasional, bahkan internasional. Namun JFC masih mendapat kritikan dari Guntur Ariyadi, mantan Kepala Kepolisian Daerah Maluku yang tengah mencalonkan diri sebagai bupati Jember.
Guntur mengatakan, akhir-akhir ini dunia seni dan budaya Jember kembali menggeliat dengan adanya Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) yang menampilkan JFC. "Namun, hal ini disayangkan, event ini masih menonjolkan pertunjukan yang kurang berakar pada kesenian dan kebudayaan asli Jember, sehingga seni dan budaya asli Jember belum menjadi ikon utama," paparnya, dalam seminar 'Menuju Jember Makmur' di aula kantor Palang Merah Indonesia, Minggu (21/3/2010).
Secara umum, Guntur melihat, Jember memiliki potensi wisata yang luar biasa. Potensi wisata alam Jember belum tentu dimiliki semua daerah. "Belum lagi ditambah wisata rekreasi seperti Jember Fashion Carnaval dan wisata lori tua," katanya.

Guntur memandang, pembangunan wisata di Jember masih mandeg, karena belum bisa menarik wisatawan seoptimal mungkin. Oleh karena itu, potensi-potensi wisata yang ada dapat dikembangkan dengan membenahi pengelolaan agar lebih profesional. Selain itu, perlu ada penambahan fasilitas secara bertahap.

"Promosi yang lebih efektif juga dapat dilakukan saat digelar even Bulan Berkunjung ke Jember, saat di mana wisatawan banyak kerkunjung ke Jember. Suatu paket wisata yang tertata dan terjadwal dapat ditawarkan," kata Guntur.

Guntur berpendapat, harus ada peningkatan dan penanaman kembali kebudayaan tradisional sebagai salah satu aset wisata. "Hal ini dapat ditempuh dengan menampilkan kebudayaan tradisional Jember di even Jember Fashion Carnaval, sehingga wisatawan tak hanya terhibur, namun juga dapat melihat budaya khas Kabupaten Jember seperti ludruk, hadrah, musik patrol, dan tari-tari tradisional Jember," katanya.

Fesyen menempatkan Jember dalam peta dunia. Boleh jadi kalimat itu berlebihan. Namun tidak berlebihan kalau dikatakan, berkat pentas fesyen seperti Jember Fashion Carnaval (JFC), nama kota terbesar ketiga di Jawa Timur ini mulai dikenal orang. Perhelatan Jember Fashion Carnaval sudah memasuki tahun ke-9, dan digelar setiap bulan Agustus.

Catwalk JFC adalah jalanan sepanjang kurang lebih 4 kilometer dari alun-alun hingga Gelanggang Olahraga Kaliwates. Tahun-tahun sebelumnya, ratusan ribu warga Jember tumplek blek di sekujur jalan protokol yang ditutup sementara, karena ingin menyaksikan peragaan busana tersebut. (sumber: www.jurnalbesuki.com)

0 komentar: