Jumat, 01 Februari 2008

Menakar Keberhasilan PUM-RTM Dengan Bank Gakin



Program Pengembangan Usaha Mikro-Rumah Tangga Miskin (PUM-RTM) Kabupaten Jember yang dimulai sejak tahun 2005 lalu nampak terus menunjukkan perkembangan positif. Model Rekayasa Sosial Ekonomi yang dikhususkan untuk memperkuat usaha-usaha kecil dan milik keluarga miskin itu juga telah disupport pemerintah setempat dengan modal yang tidak sedikit. Sebagai bukti keberpihakan pemerintah kepada masyarakat miskin, program tersebut telah menyedot anggaran dari APBD senilai Rp. 2,747 Milyar.
Sejak dibentuk pada pertengahan 2005 lalu hingga akhir 2007, Dinas Koperasi Jember yang menjadi pelopor program tersebut telah berhasil mengembangkan jumlah Lembaga Keuangan Mikro Masyarakat (LKMM) menjadi 31 unit. Angka itu berarti menunjukkan peningkatan sejumlah 26 unit dari angka pembentukan yang hanya sejumlah 5 unit.
Tahun 2008 mendatang, LKMM yang kemudian dikenal dengan istilah Bank Gakin itu akan ditambah 3 unit lagi. “Sehingga tahun 2008 ini jumlah total Bank Gakin akan menjadi 34 unit dengan penambahan anggota sekitar 4.500 orang. Sekarang total anggota masih 4.080 orang,”ujar Mirfano, kepala Dinas Koperasi Jember kemarin.
Ketiga unit Bank Gakin tersebut rencananya akan dibentuk di Kecamatan Ledokombo, Kecamatan Silo dan Kecamatan Kaliwates. Ketiga kecamatan itu dipilih adalah untuk mendekati komponen masyarakat yang memiliki usaha tetapi sulit melakukan akses penguatan modal sebagai penguat institusi usaha yang dimilikinya. Selain itu, ketiag kecamatan itu memang belum tersentuh Bank Gakin milik Diskop Jember.
Mirfano menjelaskan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk melaksanakan program PUM-RTM. “Langkah-langkah itu adalah Penguatan Institusi, Penguatan Modal Usaha, dan Pengingkatan Keterampilan. Pengalaman kami yang paling berat adalah saat melakukan penguatan institusi. Ya mungkin karena harus melakukan perubahan cara pandang,”terangnya.
Starting point yang terletak pada penguatan institusi itu sering membuat tahapan berikutnya menjadi agak lama. Pasalnya, perubahan cara pandang masyarakat tidak mudah dilakukan. Tetapi dengan usaha dan pendekatan maksimal, Diskop akhirnya mampu membuat 31 unit di 14 kecamatan Jember. “Alhamdulillah semua LKMM bisa berjalan dengan baik. Model laporan yang disampaikan ke Diskop saja sudah memenuhi standar pembukuan,”imbuh Mirfano.
Diskop Optimis, model pemberdayaan ekonomi Gakin dengan PUM-RTM masih layak untuk menjadi alternatif gerakan. Sikap optimis itu sebagian dikarenakan operasionalisasi Bank Gakin di 14 Kecamatan itu ternyata berjalan dengan baik dan sangat terarah. Hal itu bisa dilihat dari perkembangan Modal yang telah menjadi Rp. 5,695 Milyard per Nopember 2007 lalu.
Nilai perkembangan modal itu menurut Mirfano merupakan bukti bahwa perputaran uang yang dipinjam para anggota bisa kembali dengan lancar dan sekurang-kurangnya telah berputar sebanyak 5 kali. “Seluruh anggota dengan sendirinya akan disiplin, karena di tiap kelompok yang meminjam modal kepada LKMM atau Bank Gakin itu berlaku konsekuensi tanggung renteng,”kata Mirfano.(hh)

0 komentar: