JEMBER – Sementara, Untuk lebih meningkatkan mutu proses belajar siswa, kini Dinas Pendidikan Pemkab Jember terus mendorong agar sekolah mulai dari tingkat pertama sampai atas memiliki standar internasional.
Berdasarkan data Dispendik Pemkab Jember setidaknya tahun ini sudah ada sekitar 2 SMA Kejuruan yang sudah mendapatkan sertifikat Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Dalam tahun ini nantinya akan didorong menjadi 5 SMA lagi yang memiliki SBI, namun itu juga tergantung pada kesiapan masing-masing sekolah.
Kepala Dispendik Pemkab Jember Achmad Sudiyono mengungkapkan, setelah SMKN I Jember mendapatkan SBI, selanjutnya SMK 1 Sukorambi juga akan mendapatkan penghargaan serupa. "Sekolah yang sudah memiliki standar internasional itu akan mendapatkan kebijakan pula dalam menyalurkan para lulusannya ke luar negeri untuk bekerja. Peminat sekolah menengah kejuruan saat ini sangat tinggi," kata Achmad Sudiyono, kemarin.
Ahmad menambahkan, kalau pada tahun-tahun sebelum dalam pengadaan sekolah kejuruan tidak ada dana bagian dari APBD, namun sekarang justru sekolah kejuruan yang
memiliki ketersediaan anggaran. Selain itu, dorongan untuk mengadakan sekolah kejuruan karena tingkat siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi ternyata masih kecil. Sebab selain kendala biaya, kini siswa juga lebih tertarik setelah sekolah menengah atas kalau bisa langsung bekerja dengan keterampilan didapat dari sekolahnya. (hh)
Berdasarkan data Dispendik Pemkab Jember setidaknya tahun ini sudah ada sekitar 2 SMA Kejuruan yang sudah mendapatkan sertifikat Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Dalam tahun ini nantinya akan didorong menjadi 5 SMA lagi yang memiliki SBI, namun itu juga tergantung pada kesiapan masing-masing sekolah.
Kepala Dispendik Pemkab Jember Achmad Sudiyono mengungkapkan, setelah SMKN I Jember mendapatkan SBI, selanjutnya SMK 1 Sukorambi juga akan mendapatkan penghargaan serupa. "Sekolah yang sudah memiliki standar internasional itu akan mendapatkan kebijakan pula dalam menyalurkan para lulusannya ke luar negeri untuk bekerja. Peminat sekolah menengah kejuruan saat ini sangat tinggi," kata Achmad Sudiyono, kemarin.
Ahmad menambahkan, kalau pada tahun-tahun sebelum dalam pengadaan sekolah kejuruan tidak ada dana bagian dari APBD, namun sekarang justru sekolah kejuruan yang
memiliki ketersediaan anggaran. Selain itu, dorongan untuk mengadakan sekolah kejuruan karena tingkat siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi ternyata masih kecil. Sebab selain kendala biaya, kini siswa juga lebih tertarik setelah sekolah menengah atas kalau bisa langsung bekerja dengan keterampilan didapat dari sekolahnya. (hh)
0 komentar:
Posting Komentar