JEMBER – Selama tiga bulan terakhir, di RSU Dr Soebandi Jember telah merawat sekitar 22 pasien terserang ‘Gizi Buruk’. Penderita penyakit yang terkesan ironis ditengah kemapanan hidup mayoritas masyarakat itu masih didominasi Balita. Bahkan akibat dari penyakit itu, 2 anak tak berdosa dilaporkan meinggal dunia.
Kedua bayi malang itu masing-masing Audio Viki Pratama (3) dan Ahmad Dani (1,2). Keduanya diketahui sama-sama berasal dari Daerah Jenggawah Jember. Dari petugas yang menangani diperoleh informasi kedua bayi tersebut hanya memiliki bobot sekitar 4,5 Kg atau hanya separuh bobot bayi normal lainnya.
Pada saat awal masuk dirawat kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. Ibu angkat Sely Melani Anjelita, Tin mengatakan, gejala awal sakit bayinya itu dimulai dengan terkena diare berat dan terus menerus. "Karena tidak kuat membeli susu, sejak umur 4 bulan anak kami beri ai gula atau air kacang hijau. Namun kondisinya terus memburuk, makanya kami bawa ke
rumah sakit," kata ibu Tin, kemarin.
Ia juga menambahkan, pekerjaan orang tua sebagai kuli bangunan tersebut makin membuat kondisi bayi memprihatinkan. Sebab dengan kenaikan harga susu kaleng yang cukup tinggi tersebut, keluarga tidak mampu membelinya. Akibatnya, kondisi kesehatan Sely kini cukup memprihatinkan, sebab disekitar perut, pantat dan alat kelamin bayi perempuan ini kulinya nampak memerah dan gatal. Sely sudah dua hari ini terus dirawat dengan diberikan asupan gizi melalui jarum infus yang berisi cairan vitamin.Hal serupa juga dialami oleh Achmad Dani. Ia mengalami gizi buruk jenis marasmum kwarsiorkor dengan luka yang terdapat disebagian perut dan pantat.
Sedangkan salah seorang dokter anak di RSUD dr Subandi Jember dr Gebyar Tri Baskoro mengatakan, kedua balita itu memiliki hanya bobot sekitar 4,5 kilogram atau separuh dari bobot normal bayi seusianya. Selain itu mereka juga terkena gizi buruk jenis marasmus kwasiorkor. Pada saat awal masuk dirawat kata dia kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. "Kini mereka terus kita rawat dan memasuki tahap stabilisasi dan memerlukan waktu sampai seminggu," kata dr Gebyar Tri Baskoro, kemarin. (hh)
Tabel Kasus Gizi Buruk :
Tahun Balita Gizi Buruk Meningal
2004 260 -
2005 217 -
2006 181 -
2007 (Jan-Nov) 340 10
2008 (Jan-Maret) 22 2
(Sumber RSUD dr Subandi dan Dinas Kesehatan Jember)
Kedua bayi malang itu masing-masing Audio Viki Pratama (3) dan Ahmad Dani (1,2). Keduanya diketahui sama-sama berasal dari Daerah Jenggawah Jember. Dari petugas yang menangani diperoleh informasi kedua bayi tersebut hanya memiliki bobot sekitar 4,5 Kg atau hanya separuh bobot bayi normal lainnya.
Pada saat awal masuk dirawat kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. Ibu angkat Sely Melani Anjelita, Tin mengatakan, gejala awal sakit bayinya itu dimulai dengan terkena diare berat dan terus menerus. "Karena tidak kuat membeli susu, sejak umur 4 bulan anak kami beri ai gula atau air kacang hijau. Namun kondisinya terus memburuk, makanya kami bawa ke
rumah sakit," kata ibu Tin, kemarin.
Ia juga menambahkan, pekerjaan orang tua sebagai kuli bangunan tersebut makin membuat kondisi bayi memprihatinkan. Sebab dengan kenaikan harga susu kaleng yang cukup tinggi tersebut, keluarga tidak mampu membelinya. Akibatnya, kondisi kesehatan Sely kini cukup memprihatinkan, sebab disekitar perut, pantat dan alat kelamin bayi perempuan ini kulinya nampak memerah dan gatal. Sely sudah dua hari ini terus dirawat dengan diberikan asupan gizi melalui jarum infus yang berisi cairan vitamin.Hal serupa juga dialami oleh Achmad Dani. Ia mengalami gizi buruk jenis marasmum kwarsiorkor dengan luka yang terdapat disebagian perut dan pantat.
Sedangkan salah seorang dokter anak di RSUD dr Subandi Jember dr Gebyar Tri Baskoro mengatakan, kedua balita itu memiliki hanya bobot sekitar 4,5 kilogram atau separuh dari bobot normal bayi seusianya. Selain itu mereka juga terkena gizi buruk jenis marasmus kwasiorkor. Pada saat awal masuk dirawat kata dia kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. "Kini mereka terus kita rawat dan memasuki tahap stabilisasi dan memerlukan waktu sampai seminggu," kata dr Gebyar Tri Baskoro, kemarin. (hh)
Tabel Kasus Gizi Buruk :
Tahun Balita Gizi Buruk Meningal
2004 260 -
2005 217 -
2006 181 -
2007 (Jan-Nov) 340 10
2008 (Jan-Maret) 22 2
(Sumber RSUD dr Subandi dan Dinas Kesehatan Jember)
0 komentar:
Posting Komentar