Peningkatan jumlah penduduk harus diiringi dengan pertambahan lapangan pekerjaan yang memadai. Jika tidak terjadi, maka rasio keseimbangan antara keduanya akan berjalan tidak seimbang. Ketidak seimbangan akan membuat pertarungan dan persaingan akan semakin besar. Dengan sendirinya, mereka yang tidak siap dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai akan terpinggirkan dengan sendirinya.
Menyikapi kondisi itu. Pemerintah Kabupaten Jember melalui Dinas Koperasi dan UKM mencoba terobosan baru dengan melakukan proses pemberdayaan dari rumah ke rumah. Konsep menjemput bola dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan negative yang bisa terjadi ketika ketimpangan rasio lapangan kerja dengan jumlah penduduk terjadi.
Selain pemberdayaan itu, Pemkab memberikan rangsangan usaha kepada berbagai lapisan masyarakat agar bisa mandiri tanpa mengandalkan bursa kerja yang telah ada. Kemandirian sikap itu dirangsang dengan memberikan banyak bekal keterampilan yang memiliki nilai jual ketika pengetahuannya diaplikasikan menjadi produk tertentu.
Peluang Usaha Kecil-Menengah (UKM) seperti itulah yang sedang digarap dan dihimpun oleh Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Jember selama ini. “Banyak UKM di bidang industri di Jember sejumlah 27.997 yang dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 86.093 orang yang telah dibina oleh Diskop dan UKM,”ungkap M. Syahrul Hartono, SE Kasi UKM Diskop dan UKM Jember ketika ditemui di ruang kerjanya kemarin.
Sedangkan jumlah wiraswasta masyarakat Jember yang berusaha dibidang perdagangan tidaklah sedikit. “Mereka bergerak dalam bidang perdagangan atau home industry di Jember ada sejumlah 42.876 UKM yang menyerap 92.785 tenaga kerja,”cetusnya.
Dari pemetaan yang ada di wilayah Jember UKM banyak yang tersebar di Jember Utara misalnya kecamatan Silo, Mayang, Pakusari dan Sumberjambe. “Itu yang sekarang menjadi konsentrasi pembinaan dari Dinas Koperasi Jember, namun juga ada UKM yang tidak termasuk di daerah itu, menjadi perhatian kami,”tambahnya.
Menurut Kepala Seksi UKM, pemerintah memberikan perhatian dari sisi permodalan untuk UKM di Jember berupa kemudahan kredit dengan bunga 0,5 % per bulan selama 24 bulan. “Dari fakta itu masyarakat sangat antusias karena ada bantuan bergulir dari bupati berupa dana APBD dan bahkan banyak yang antri untuk mendapatkan pinjaman lunak itu”, katanya.
Dalam hal itu, Dinas Koperasi bisa juga disebut sebagai fasilitator antara UKM dan bank untuk memberikan pembinaan kepada pengusaha mikro di Jember. “Masih banyak masyarakat kita terutama yang berasal dari pedesaan yang takut masuk bank, apalagi untuk kredit, namun sekarang dengan adanya pendampingan dari Dinas Koperasi, mereka lebih mengenal tata cara kredit dan yang paling penting tidak takut lagi masuk bank”,tegasnya.
Tidak hanya pembinaan terhadap peminjaman modal di dunia perbankan saja, namun pihaknya juga melakukan pemantauan terkait perkembangan UKM tersebut, “Secara rutin dilakukan kontrol setiap 3 bulan sekali lewat pembinaan door to door,”jelasnya.
Terkait dengan kendala pemasaran yang sering dihadapi oleh pengusaha mikro pada umumnya, Diskop telah melakukan pembinaan berupa penyertaan pameran diberbagai tempat dan pemasaran lewat website milik dinas, yaitu www.umkm-jember.net. “Misalnya dengan mengikutsertakan UKM ke ajang pameran-pameran, baik skala lokal, nasional maupun regional,”paparnya.
Dalam penyertaan UKM di pameran itu, menurut Syahrul, ada saling tukar pengetahuan dan informasi serta studi banding dari sesama peserta pameran termasuk dari Jember. “Manfaat bisa sebagai ajang tukar informasi terkait dengan kemasan yang selama ini menjadi kelemahan pada umumnya UKM di Jember,”paparnya.
Dengan nada rendah diungkap Sahrul bahwa pihaknya bersama tim yang melakukan pembinaan kepada sejumlah UKM di Jember merupakan bentuk pelayanan prima. ”Segala apa yang dilakukan Dinas Koperasi untuk UKM merupakan salah satu bentuk pelayanan prima agar UKM semakin berkualitas dan berdaya saing, terutama dengan kabupaten lain yang pada akhirnya akan meningkatkan omset penjualan dan taraf perekonomian masyarakat”, imbuhnya.
Sehingga dari pembinaan itu, UKM di Jember telah mengalami perkembangan cukup baik usahanya dengan mulai dilirik oleh manca negara. “Pada saat mengikuti pameran beberapa waktu lalu, UKM Desa Lojejer-Wuluhan yang memproduksi gula semut kebanjiran order dari Negara Belanda,”pungkasnya.(Hasan Halim)
Selasa, 09 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar