Rabu, 10 September 2008

Khofifah Indar Parawansa, Bergerak Karena Prihatin Pendzaliman Pada Kaum Hawa



Salah satu nama tokoh yang mendapatkan penghargaan ‘Anugerah Aksara’ tingkat Nasional dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah Khofifah Indar Parawansa. Mantan anggota DPR-RI dan Ketua Umum PP Muslimat NU itu dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa berupa pembelajaran dan pendidikan dan pemberantasan buta aksara bagi kalangan akar rumput yang selama ini menjadi kantong buta aksara.
Penyerahan Penghargaan yang dilaksanakan di Art Garden Denpasar Bali itu, Khofifah maju bersama 6 tokoh lainnya untuk menerima piagam yang diterimakan oleh Menteri Pendidikan nasional Bambang Sudibyo pada hari senin (08/09) lalu.
Khofifah mengakui perjuangan dan gerakan pemberantasan Buta Aksara yang dilakukannya merupakan panggilan nuraninya. Bertahun-tahun, khofifah melakukan perjalanan ke berbagai wilayah di Nusantara untuk melihat langsung situasi masyarakat yang masih belum melek huruf. “Sangat banyak fakta yang membuat masyarakat mengalami kerugian besar akibat tidak bisa membaca dan menulis,”ujarnya.
Keprihatinannya semakin besar ketika faktanya, justru kaum perempuan yang menempati rangking tertinggi pada kasus keaksaraan. “Banyak perempuan yang saya temui mengaku telah disodori suami atau anggota keluarganya untuk menandatangani sesuatu yang dikatakan untuk pengurusan sekolah anaknya, ternyata yang ditandatangani itu adalah kesepakatan untuk bercerai atau menjual warisan milik si perempuan itu,”ungkap mantan Politisi PKB itu.
Untuk itulah, pemerhati masalah perempuan dan saat ini sedang mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Timur itu bertekad untuk melakukan pemberdayaan kepada kaum perempuan agar tidak lagi mengalami kerugian akibat kebutaannya terhadap baca tulis dan berhitung.
Kesempatan untuk melakukan pemberdayaan itu semakin besar ketika Khofifah dipercaya menjadi Ketua Umum PP Muslimat. Organisasi Banom NU itu dijadikan sebagai kendaraan untuk melakukan kerja sama dengan berbagai elemen bangsa lainnya guna melakukan pemberantasan Buta Hurup. “Alhamdulillah, sedikit demi sedikit, kaum perempuan sekarang sudah sulit dibohongi. Karena pemberdayaan sudah menyentuh mereka,”kata Calon Gubernur Jatim itu menandaskan.
Khofifah mengaku ingin menempatkan kaum perempuan sebagai sosok yang tidak bisa diremehkan oleh siapapun terutama oleh kaum adam. Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) menurutnya muncul dan menjadi isu besar sesungguhnya disebabkan oleh kebodohan kaum perempuan itu sendiri. “Kondisi ini yang harus kita perbaiki. Pencerdasan merupakan langkah yang harus dilakukan kepada mereka. Dengan kecerdasan dan kemampuan membaca yang baik akan membuat kaum perempuan akan semakin memiliki nilai tawar,”pungkas Khofifah. (Ahmad Hasan Halim)

0 komentar: