Aksi Pawai Dengan Lintasan Terpanjang
JEMBER – Gelar aksi puncak dari event Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) 2008 digelar Sabtu (30/08) malam kemarin dengan Jember City Carnaval (JCC). Event yang dijadikan penutup BBJ itu berjalan sangat meriah. Berbagai atraksi ditampilkan, mulai dari pawai sepeda onthel kuno, JFC yang berkelas internasional, hingga ke pawai dari kalangan Tionghwa.
Pawai yang dimulai dari sekitar jam 07.00 WIB itu terus berlangsung hingga lewat tengah malam. Ratusan ribu pengunjung dari berbagai daerah hadir menjadi saksi langsung pagelaran terakhir yang disuguhkan Pemkab Jember tersebut. Sepanjang 3 Kilometer, lintasan pawai yang start dari Gor Kaliwates menuju Alun – alun kota Jember dipenuhi pengunjung.
Tepuk tangan riuh terdengar ketika rombongan pawai kedua muncul dan menampilkan atraksi menarik. Kelompok dari Jember Fashion Carnaval (JFC) dengan berbagai aksesori yang berasal dari tumbuhan, akar kayu, dan bahan bekas seperti plastik itupun mendapat sambutan laur biasa dari pengunjung.
Apresiasi serupa juga muncul dari pengunjung ketika rombongan dari Universitas Jember (Unej) menampilkan atraksi kesenian Daerah reog Ponorogo. Bahkan di depan panggung kehormatan yang ditempati Bupati Jember an jajaran Muspida, group yang diikuti sedikitnya 100 orang itupun sengaja berhenti untuk atraksi.
Bupati Jember, Pimpinan DPRD, Ketua Pengadilan Negeri, dan komandan Kodim 0824 Jember mendapatkan kehormatan untuk naik di reog yang dimainkan oleh kalangan mahasiswa. “Mohon kepada Bapak Bupati dan Muspida untuk berkenan duduk disini,”uajr koordinator pawai dari Unej sambil menunjuk dadak merak dan kepala macan untuk diduduki.
Pawai terkesan semakin marak ketika ratusan rombongan dari kalangan Thionghwa melintas dengan menampilkan aktraksi tari liang liong dan barongsai yang dikenal masyarakat sebagai kesenian khas cina. Uniknya, ketika melakukan atraksi di depan panggung kehormatan, seluruh lampu penerang dimatikan. “Lampu dimatikan agar penampilan dari Barongsai menjadi marak karena kostum memakai scoot lead yang akan terang saat suasana gelap,”ujar panitia menjelaskan.
Sementara, kelompok masyarakat Papua yang ada di Jember ikut ambil bagian dan menyajikan atraksi khas pulau cendrawasihnya. Puluhan anak muda tampil dengan hiasan dan kostum ala papua.
Informasi yang dihimpun dari panitia, Pagelaran JCC merupakan agenda penutup dari berbagai event yang digelar sepanjang bulan Agustus 2008. BBJ selain untuk mengenalkan berbagai potensi ke daerah luar hingga ke manca negara, juga diharapkan menjadi ajang acara bersyukurnya masyarakat Jember terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia dari Penjajah.
Karena JCC merupakan ajang untuk menunjukkan kreasi, panitia memberikan kesempatan kepada seluruh komponen masyarakat untuk ambil bagian dan berpartisipasi. Hanya saja, panitia memang memberikan beberapa persyaratan karena tampilan pada JCC merupakan aksi besar yang memiliki daya tarik tinggi.
Rencananya, BBJ akan terus digelar dari tahun ke tahun. “Tentu saja dengan perencanaan yang lebih matang. Saya yakin kita akan terus bisa melakukan perbaikan, karena kekurangan yang terjadi tahun ini akan menjadi catatan dan pelajaran yang baik,”ujar Arif Cahyono, Kepala Kantor Pariwisata Jember disela acara Pawai.
Sebagaimana diberitakan, Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) merupakan agenda besar Pemkab Jember untuk menjajakan Potensinya kepada publik dengan cakupan yang lebih luas. Langkah itu muncul dikarenakan selama ini potensi Jember yang memiliki nilai jual luar biasa ternyata tidak tersentuh dengan maksimal.
Pengenalan itu harus dilakukan dengan penyiasatan. BBJ akan membuat banyak kalangan (khususnya pemilik modal-red) akan tertarik untuk hadir. Kehadiran itulah yang akan menjadi moment untuk menilai potensi Jember secara langsung dan dari dekat. “Bagaimana Jember akan dicintai dan dituju orang luar jika tidak dikenalkan,”ujar Bupati Jember MZA Djalal kepada wartawan. (hh)
JEMBER – Gelar aksi puncak dari event Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) 2008 digelar Sabtu (30/08) malam kemarin dengan Jember City Carnaval (JCC). Event yang dijadikan penutup BBJ itu berjalan sangat meriah. Berbagai atraksi ditampilkan, mulai dari pawai sepeda onthel kuno, JFC yang berkelas internasional, hingga ke pawai dari kalangan Tionghwa.
Pawai yang dimulai dari sekitar jam 07.00 WIB itu terus berlangsung hingga lewat tengah malam. Ratusan ribu pengunjung dari berbagai daerah hadir menjadi saksi langsung pagelaran terakhir yang disuguhkan Pemkab Jember tersebut. Sepanjang 3 Kilometer, lintasan pawai yang start dari Gor Kaliwates menuju Alun – alun kota Jember dipenuhi pengunjung.
Tepuk tangan riuh terdengar ketika rombongan pawai kedua muncul dan menampilkan atraksi menarik. Kelompok dari Jember Fashion Carnaval (JFC) dengan berbagai aksesori yang berasal dari tumbuhan, akar kayu, dan bahan bekas seperti plastik itupun mendapat sambutan laur biasa dari pengunjung.
Apresiasi serupa juga muncul dari pengunjung ketika rombongan dari Universitas Jember (Unej) menampilkan atraksi kesenian Daerah reog Ponorogo. Bahkan di depan panggung kehormatan yang ditempati Bupati Jember an jajaran Muspida, group yang diikuti sedikitnya 100 orang itupun sengaja berhenti untuk atraksi.
Bupati Jember, Pimpinan DPRD, Ketua Pengadilan Negeri, dan komandan Kodim 0824 Jember mendapatkan kehormatan untuk naik di reog yang dimainkan oleh kalangan mahasiswa. “Mohon kepada Bapak Bupati dan Muspida untuk berkenan duduk disini,”uajr koordinator pawai dari Unej sambil menunjuk dadak merak dan kepala macan untuk diduduki.
Pawai terkesan semakin marak ketika ratusan rombongan dari kalangan Thionghwa melintas dengan menampilkan aktraksi tari liang liong dan barongsai yang dikenal masyarakat sebagai kesenian khas cina. Uniknya, ketika melakukan atraksi di depan panggung kehormatan, seluruh lampu penerang dimatikan. “Lampu dimatikan agar penampilan dari Barongsai menjadi marak karena kostum memakai scoot lead yang akan terang saat suasana gelap,”ujar panitia menjelaskan.
Sementara, kelompok masyarakat Papua yang ada di Jember ikut ambil bagian dan menyajikan atraksi khas pulau cendrawasihnya. Puluhan anak muda tampil dengan hiasan dan kostum ala papua.
Informasi yang dihimpun dari panitia, Pagelaran JCC merupakan agenda penutup dari berbagai event yang digelar sepanjang bulan Agustus 2008. BBJ selain untuk mengenalkan berbagai potensi ke daerah luar hingga ke manca negara, juga diharapkan menjadi ajang acara bersyukurnya masyarakat Jember terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia dari Penjajah.
Karena JCC merupakan ajang untuk menunjukkan kreasi, panitia memberikan kesempatan kepada seluruh komponen masyarakat untuk ambil bagian dan berpartisipasi. Hanya saja, panitia memang memberikan beberapa persyaratan karena tampilan pada JCC merupakan aksi besar yang memiliki daya tarik tinggi.
Rencananya, BBJ akan terus digelar dari tahun ke tahun. “Tentu saja dengan perencanaan yang lebih matang. Saya yakin kita akan terus bisa melakukan perbaikan, karena kekurangan yang terjadi tahun ini akan menjadi catatan dan pelajaran yang baik,”ujar Arif Cahyono, Kepala Kantor Pariwisata Jember disela acara Pawai.
Sebagaimana diberitakan, Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ) merupakan agenda besar Pemkab Jember untuk menjajakan Potensinya kepada publik dengan cakupan yang lebih luas. Langkah itu muncul dikarenakan selama ini potensi Jember yang memiliki nilai jual luar biasa ternyata tidak tersentuh dengan maksimal.
Pengenalan itu harus dilakukan dengan penyiasatan. BBJ akan membuat banyak kalangan (khususnya pemilik modal-red) akan tertarik untuk hadir. Kehadiran itulah yang akan menjadi moment untuk menilai potensi Jember secara langsung dan dari dekat. “Bagaimana Jember akan dicintai dan dituju orang luar jika tidak dikenalkan,”ujar Bupati Jember MZA Djalal kepada wartawan. (hh)
0 komentar:
Posting Komentar