Kamis, 18 September 2008

Sidak Mamin Jelang Lebaran, Masih Ditemukan Mamin Jamuran




JEMBER – Pemerintah Kabupaten Jember meminta kepada masyarakat agar berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman (Mamin) yang biasa dibeli untuk lebaran. Himbauan ini menyusul hasil sidak Tim Pemantau (TKP2M) yang masih menemukan berbagai bahan yang tidak layak dikonsumsi dan cenderung berbahaya bagi kesehatan.
Tim gabungan yang terdiri dari Satpol PP, Bagian Kesra, Kantor Infokom, Polres Jember, Kantor Pariwisata, dan DInas Pendapatan Daerah (Dispenda) melakukan Inspeksi mendadak (Sidak) ke beberapa tempat. Titik yang dituju diantaranya beberapa supermarket dan Toserba yang berada dipusat kota.
Petugas langsung melakukan penyitaan terhadap barang dan bahan yang dipandang sudah kadaluwarsa dan tidak layak pakai. Pemilik tokopun langsung diberikan pemjelasan dan pemberitahuan agar tidak melakukan tindakan sama di masa mendatang. Pasalnya, stok yang dijual itu semestinya sudah tidak diedarkan lagi.
Menurut Jumarlis, Humas Dinas Kesehatan menyatakan, Sidak itu dilakukan untuk memberikan jaminan kepada masyarakat yang akan berbelanja menjelang lebaran. Pasalnya, selama ini selalu muncul kecenderungan masyarakat melakukan pembelian makanan dan minuman dalam jumlah banyak.
Meskipun Toserba sudah mempublikasikan menejement bagus tetapi faktanya masih ditemukan beberapa mamin yang tidak layak. “Bahkan pada saat melakukan operasi di toserba lainnya, petugas juga menemukan susu kaleng yang sudah karatan, “tandas Jumarlis.
Tim yang terbagi menjadi 2 kelompok ini selain menyita barang-barang yang tidak layak dikonsumsi masyarakat juga melakukan pendataan beberapa temuan itu. Oleh petugas, para pemilik toko tersebut diberikan pemberitahuan terkait temuan itu, sedangkan barang yang rusak di bawa oleh petugas untuk pemeriksaan lebih lanjut. "Operasi ini kita gelar dalam rangka menyambut Lebaran. Jika banyak beredar makanan tak layak, kan kasihan masyarakat," ujar Jumarlis, Humas Dinas Kesehatan Jember via telpon.
Diantara kejanggalan yang ditemui oleh tim gabungan berupa makanan dan minuman yang sudah rusak kemasan (penyot), kadaluwarsa, dan jamuran yang dianggap berbahaya untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Selanjutnya makanan dan minuman yang tidak dilengkapi dengan masa berlakunya dibawa petugas untuk diperiksa lebih lanjut.
Makanan dan minuman yang disita itu di antaranya 12,5 kg kacang yang tidak berlabel, 13 kaleng susu dengan kemasan penyot, 36 makanan ringan kedaluwarsa, 21 bungkus makanan yang sudah jamuran dan beberapa makanan yang tidak dicantumkan batas akhir. “Makanan dan minuman kadaluwarsa tersebut kami sita dan untuk diperiksa lebih lanjut, apakah makan tersebut berbahaya bagi kesehatan, “ujarnya.
Terkait sidak mamin, Jumarlis mengatakan, operasi dilakukan untuk menghindari kerugian konsumen akibat mengonsumsi makanan dan minuman yang diperdagangkan secara bebas di pasaran. "Konsumsi masyarakat menjelang Lebaran lebih tinggi, sehingga kami melakukan sidak untuk menghindari kemungkinan konsumen dirugikan," katanya ketika dihubungi melalui telepon, Kamis (18/9) kemarin.
Sehingga kedepan diharapkan akan terwujud kualitas kesehatan makanan dan minuman serta kesadaran para pengusaha mamin akan arti pentingnya penyehatan mamin bagi usahanya. “Dan akhirnya konsumen akan terhindar dari keracunan mamin akibat rendahnya kualitas makanan yang dipasarkan, “pungkas Jumarlis. (hh)

0 komentar: