New York - Bagi Pemimpin Libya Muammar Gaddafi, berpidato di Majelis Umum PBB, Rabu (23/9), adalah kesempatan pertamanya. Nah, kesempatan itu dipakainya untuk "menyemprot" PBB. Gaddafi mengecam negara-negara besar dalam Dewan Keamanan (DK) PBB.
Sementara itu, sanak saudara para korban pengeboman Lockerbie tahun 1988 melakukan aksi unjuk rasa di luar markas besar PBB ketika Kolonel Gaddafi tiba. Orang Libya yang dinyatakan bersalah melakukan pengeboman itu dibebaskan dari sebuah penjara di Skotlandia bulan lalu.
Sementara, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang sebelumnya mengatakan dia tidak percaya "holocaust" terjadi, akan berpidato Rabu waktu New York.
Karuan saja, Israel menyerukan agar pidato Ahmadinejad diboikot. sementara para anggota delegasi dari Jerman mengatakan mereka akan melakukan aksi walkout, keluar dari ruangan, bila Ahmadinejad mengulangi lagi klaimnya.
Dewan teror
Ketika berpidato setelah Presiden Obama, Gaddafi mengecam keras struktur kekuatan PBB saat ini. Menurutnya, DK ketinggalan zaman dan tidak adil, karena kekuasaan tidak rata.
Sambil memegang salinan mukadimah Piagam PBB, dia mengatakan,"Dalam pembukaan ini dikatakan bahwa semua bangsa memiliki hak yang sama walaupun negara itu kecil atau besar. Apakah kita semua sama dalam hak memiliki kursi permanen Dewan Keamanan? Tidak, kita tidak sama. Apakah kita semua memiliki hak veto?"
Kemudian, Gaddafi mengatakan demokrasi seharusnya bukan menjadi barang mewah bagi negara kaya atau negara yang lebih kuat.
"Semua negara harus memiliki hak yang sama. Bagi mereka yang memiliki posisi permanen Dewan Keamanan, sistem ini merupakan sistim feodal politik. Dewan ini seharusnya bukan bernama Dewan Keamanan, tetapi Dewan Teror," kritiknya.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon membuka sidang umum PBB ini pada Rabu dengan mengatakan kepada para pemimpin yang hadir bahwa "Sekarang adalah waktunya untuk mengembalikan persatuan ke dalam PBB".
Urutan pidato dalam Majelis Umum berdasarkan aturan protokoler, dengan sedikit kelonggaran.
Juru bicara PBB menyebutkan proses menentukan urutan pidato itu sebagai tugas yang "menantang dan sangat rinci".
Ada sistem yang disepakati, yaitu kepala negara didahulukan dari kepala pemerintahan dan putra mahkota.
Tetapi ada sejumlah pengecualian, salah satunya adalah bahwa Perdana Menteri Inggris Gordon Brown akan berpidato sebelum Presiden Cina, Hu Jintao. (nuo)
Kamis, 24 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar